Pentingnya Deteksi Dini Kanker Kulit
A
A
A
JAKARTA - Kanker kulit dapat tumbuh pada bagian kulit tubuh mana pun. Sayang, hal ini cenderung diabaikan oleh banyak orang karena kerap diasosiasikan dengan penyakit kulit biasa. Padahal, tanpa disadari penyakit ini dapat merenggut jiwa.
Berdasarkan data Globocan 2018, terdapat 1.392 kasus baru kanker kulit melanoma di Indonesia dengan 797 kematian. Penanggung Jawab Klinik Utama dan Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada (SMH), Dr. Rebecca Angka, M.Biomed menjelaskan jumlah kasus baru kanker kulit melanoma maupun kematian yang diakibatkan tidaklah sedikit.
"Sehingga sangatlah penting untuk melakukan deteksi dini kanker kulit dengan terus memperhatikan perubahan yang terjadi pada kulit, dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan medis yang benar,” kata Dr. Rebecca Angka, M.Biomed saat acara seminar bertajuk Peduli Kanker Kulit.
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembelahan sel abnormal yang tidak terkendali pada bagian tubuh tertentu. Kulit merupakan lapisan tubuh terluar yang mempunyai tiga lapisan. Setiap lapisan terdiri atas beberapa sel yang masing-masing dapat menjadi kanker kulit apabila terdapat faktor genetik dan faktor lingkungan yang berinteraksi.
Faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari (sinar ultraviolet), zat kimia, virus, trauma dan lainnya juga terbukti dapat menyebabkan kanker kulit. Sementara faktor genetik yang dapat menyebabkan kanker kulit termasuk gen-gen yang terdapat pada tubuh yang dapat diturunkan. Kendati demikian, penyakit ini bisa dicegah secara primer dan skunder. (Baca juga: Aturan Makan Sahur Agar Mendapatkan Persiapan Energi untuk Puasa ).
Pencegahan primer, diantaranya dengan menghindari sinar matahari, jalan berlindung pada saat matahari bersinar yaitu antara pukul 09.00-16.00 menggunakan payung atau topi, mengenakan baju tertutup dan menggunakan sunscreen atau tabir surya. Untuk menghindari faktor trauma pada telapak kaki dianjurkan penggunaan alas kaki misalnya sandal atau sepatu.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mengangkat kelainan kulit yang diduga dapat berkembang menjadi kanker melalui pemeriksaan kulit sendiri atau SAKURI ke seluruh tubuh mulai dari kulit kepala sampai ke telapak kaki.
“Melalui pencegahan primer dan sekunder, kelainan kulit yang dapat dilihat adalah bercak atau benjolan yang makin lama makin membesar; benjolan yang mudah berdarah; benjolan dengan luka yang tidak sembuh-sembuh, dan kelainan kulit dengan gejala ABCDE untuk kanker kulit melanoma,” kata DR. Dr. Aida SD Hoemardani, SpKK(K) dari RS Kanker Dharmais.
Gejala ABCDE merupakan kepanjangan dari kelainan kulit yang (A) Asimetris; (B) Border atau tepi tidak teratur; (C) Color atau warna bermacam-macam; (D) Diameter lebih dari 6 mm atau difference (berbeda dari kelainan kulit yang lain) dan (E) Elevation yaitu meninggi atau evolving (berkembang).
Sesudah ditemukan kelainan kulit yang mencurigakan maka kelainan tersebut dapat dikonfirmasi kepada dokter kulit yang akan memeriksa dengan pemeriksaan dermoskopi. Pemeriksaan dermoskopi diperlukan untuk menentukan kelainan tersebut apakah jinak, potensial menyebabkan kanker kulit ataupun ganas.
"Bila diperkirakan potensial berkembang menjadi kanker kulit maka kelainan tersebut dapat diobati misalnya dengan obat-obatan topikal atau mengangkat dengan bedah listrik, bedah beku maupun bedah pisau ataupun laser, dan bila ganas, maka kelainan tersebut akan ditangani sebagai kanker kulit,” tutup DR. Aida.
Berdasarkan data Globocan 2018, terdapat 1.392 kasus baru kanker kulit melanoma di Indonesia dengan 797 kematian. Penanggung Jawab Klinik Utama dan Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada (SMH), Dr. Rebecca Angka, M.Biomed menjelaskan jumlah kasus baru kanker kulit melanoma maupun kematian yang diakibatkan tidaklah sedikit.
"Sehingga sangatlah penting untuk melakukan deteksi dini kanker kulit dengan terus memperhatikan perubahan yang terjadi pada kulit, dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan medis yang benar,” kata Dr. Rebecca Angka, M.Biomed saat acara seminar bertajuk Peduli Kanker Kulit.
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembelahan sel abnormal yang tidak terkendali pada bagian tubuh tertentu. Kulit merupakan lapisan tubuh terluar yang mempunyai tiga lapisan. Setiap lapisan terdiri atas beberapa sel yang masing-masing dapat menjadi kanker kulit apabila terdapat faktor genetik dan faktor lingkungan yang berinteraksi.
Faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari (sinar ultraviolet), zat kimia, virus, trauma dan lainnya juga terbukti dapat menyebabkan kanker kulit. Sementara faktor genetik yang dapat menyebabkan kanker kulit termasuk gen-gen yang terdapat pada tubuh yang dapat diturunkan. Kendati demikian, penyakit ini bisa dicegah secara primer dan skunder. (Baca juga: Aturan Makan Sahur Agar Mendapatkan Persiapan Energi untuk Puasa ).
Pencegahan primer, diantaranya dengan menghindari sinar matahari, jalan berlindung pada saat matahari bersinar yaitu antara pukul 09.00-16.00 menggunakan payung atau topi, mengenakan baju tertutup dan menggunakan sunscreen atau tabir surya. Untuk menghindari faktor trauma pada telapak kaki dianjurkan penggunaan alas kaki misalnya sandal atau sepatu.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mengangkat kelainan kulit yang diduga dapat berkembang menjadi kanker melalui pemeriksaan kulit sendiri atau SAKURI ke seluruh tubuh mulai dari kulit kepala sampai ke telapak kaki.
“Melalui pencegahan primer dan sekunder, kelainan kulit yang dapat dilihat adalah bercak atau benjolan yang makin lama makin membesar; benjolan yang mudah berdarah; benjolan dengan luka yang tidak sembuh-sembuh, dan kelainan kulit dengan gejala ABCDE untuk kanker kulit melanoma,” kata DR. Dr. Aida SD Hoemardani, SpKK(K) dari RS Kanker Dharmais.
Gejala ABCDE merupakan kepanjangan dari kelainan kulit yang (A) Asimetris; (B) Border atau tepi tidak teratur; (C) Color atau warna bermacam-macam; (D) Diameter lebih dari 6 mm atau difference (berbeda dari kelainan kulit yang lain) dan (E) Elevation yaitu meninggi atau evolving (berkembang).
Sesudah ditemukan kelainan kulit yang mencurigakan maka kelainan tersebut dapat dikonfirmasi kepada dokter kulit yang akan memeriksa dengan pemeriksaan dermoskopi. Pemeriksaan dermoskopi diperlukan untuk menentukan kelainan tersebut apakah jinak, potensial menyebabkan kanker kulit ataupun ganas.
"Bila diperkirakan potensial berkembang menjadi kanker kulit maka kelainan tersebut dapat diobati misalnya dengan obat-obatan topikal atau mengangkat dengan bedah listrik, bedah beku maupun bedah pisau ataupun laser, dan bila ganas, maka kelainan tersebut akan ditangani sebagai kanker kulit,” tutup DR. Aida.
(tdy)